JAKARTA – Natal Nasional 2025 dipersiapkan dengan semangat baru: bukan hanya perayaan liturgi biasa semata, melainkan acara ini harus menjadi momentum kebermaknaan sosial dan kebangsaan.
Maruarar Sirait dipercaya sebagai Ketua Umum Panitia Natal Nasional 2025, berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 1544 Tahun 2025. Penunjukannya memperlihatkan keinginan agar perayaan ini memiliki pijakan kebijakan serta dampak yang luas bagi masyarakat.
Tugas Menteri Agama sebagai pelindung acara ini sangat strategis.
Dalam pertemuan rapat panitia di ruangan Kementerian Agama pada hari Senin, 13 Oktober 2025, Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar menegaskan lagi, bahwa Natal Nasional harus digelar secara inklusif. Ia menyatakan siap mendukung penuh pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan terhadap aspek teknis, keamanan, dan koordinasi antar-pihak.
Sebelumnya, pada 9 Oktober 2025, Panitia Natal Nasional telah melakukan audiensi dengan Kementerian Agama melalui Dirjen Bimas Kristen (Ibu Jeane Marie Tulung) untuk memaparkan progres persiapan teknis: penentuan lokasi, rancangan susunan acara, protokol keamanan, dan koordinasi lintas sektor. Menteri menyambut baik laporan tersebut dan memberikan arahan agar persiapan berjalan sesuai prinsip moderasi beragama serta nilai kebangsaan.
Di konferensi pers usai rapat perdana 13 Oktober, Menteri Maruarar selaku ketua Umum Panitia Natal 2025 menekankan, bahwa Natal Nasional harus “berdampak positif bagi persatuan, kerukunan, kesejahteraan masyarakat dan ekonomi sesuai dengan visi dan program Bapak Presiden Prabowo”, khususnya agar masyarakat lokal merasakan manfaat langsung dari perayaan ini.
Ketua Umum Panitia, berharap agar program-program prioritas Presiden seperti MBG, Sekolah Rakyat, dan Koperasi Merah Putih turut terlibat dalam rangkaian kegiatan Natal.
Maruarar mengusulkan gagasan perayaan Natal digelar di berbagai daerah agar tidak terpusat di Jawa saja. Beberapa provinsi yang diusulkan sebagai tuan rumah Natal seperti; Sumatera Utara, NTT, Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, dan Toraja. Ia menginginkan agar Natal Nasional meneguhkan semangat keberagaman di seluruh pelosok Indonesia.
Menteri Agama juga menekankan, bahwa Natal ini harus mencerminkan wajah Indonesia yang damai dan bersatu. Ia menyatakan kesiapannya untuk melibatkan lintas umat beragama dalam perayaan, agar semangat toleransi dan nasionalisme muncul nyata dalam perhelatan keagamaan ini yaitu; “Natal For All”.
Susunan panitia Natal 2025 mencerminkan inklusivitas lintas denominasi dan profesionalisme. Maruarar sebagai Ketua Umum, Devi Taurisa dan Grace Salim sebagai wakil ketua umum, serta David Herson sebagai Wakil Sekretaris Umum, sangat maat representatif .
Dengan kepemimpinan yang terbuka dan kesungguhan untuk menjadikan Natal lebih dari seremoni, Natal Nasional 2025 memiliki potensi menjadi momen transformasi sosial; merajut persaudaraan, menghidupkan ekonomi lokal (melalui UMKM), dan memperkuat nilai kerukunan antarumat serta keterlibatan semua pihak untuk berdampak.
Jika semua pihak menjalankan perannya secara sinergis, Natal 2025 ini dapat menjadi bukti bahwa iman dan tindakan bisa berjalan beriringan dalam memperkuat bangsa, seperti tertulis pada : Kolose 3:23
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”.
