PALANGKA RAYA – Tim dosen dari Universitas Palangka Raya (UPR) melakukan penelitian tentang body painting pada tari Dayak dengan menggunakan pendekatan semiotika. Riset ini dipimpin Nawung Asmoro Girindraswari, M.Pd, bersama tiga anggota tim: Endah Yusma Pratiwi, S.Pd., M.A, Nirena Ade Christy, M.Pd, dan Muh. Andis Hidayatullah, M.Pd.
Penelitian tersebut didanai melalui hibah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) tahun 2025. Fokus kajiannya adalah mengungkap makna simbolik ragam hias body painting dalam pertunjukan tari Dayak, khususnya bagaimana tubuh dan warna membentuk narasi identitas serta ruang ekspresi budaya.
Menurut Nawung Asmoro Girindraswari, motif body painting pada tari Dayak tidak sekadar hiasan estetika, melainkan teks visual yang sarat makna. “Tubuh berfungsi sebagai ruang ekspresi sosial dan spiritual, sementara warna menjadi bahasa simbolik yang menegaskan identitas,” ungkapnya. (9/9/2025)
Dengan pendekatan semiotika Roland Barthes, tim menelaah tubuh sebagai media penandaan, motif ragam hias sebagai simbol, serta warna sebagai artikulasi makna visual. Metode penelitian dilakukan melalui studi pustaka, observasi pertunjukan, dokumentasi, serta wawancara mendalam di salah satu sanggar seni di Sampit, Kalimantan Tengah.
Sementara itu, anggota tim peneliti, Endah Yusma Pratiwi menegaskan bahwa body painting pada tari Dayak merupakan simbol identitas yang masih terjaga. “Gambarnya menarik dan juga memiliki makna. Jika dicermati, ini merupakan simbol identitas Dayak yang masih lestari di lingkungan masyarakat,” jelasnya.
Melalui penelitian ini, tim berharap dapat memperkaya literatur akademik sekaligus mendorong pelestarian seni pertunjukan Dayak di Kalimantan Tengah agar semakin dikenal baik di tingkat nasional maupun internasional. Nv//001